December 13, 2023
loading

WASPADA STRES DAN MASALAH KESEHATAN JIWA DALAM PEMILU

Posted by    admin

WASPADA STRES DAN MASALAH KESEHATAN JIWA DALAM PEMILU

Saat ini masyarakat Indonesia mulai menyambut Pemilu, pemilihan calon legislatif dan juga Capres/Cawapres. Kemeriahan dan keseruan hadir di seantero negeri. Di balik semaraknya pesta demokrasi di negeri ini perlu ada hal-hal yang diwapadai salah satunya adalah masalah kesehatan jiwa. Berkaca dari pemilu pemilu sebelumnya ternyata selama pemilu dan setelah pemilu banyak masyarakat yang stres dan terganggu kesehatan jiwanya. Mulai dari calon legislatif yang gagal kemudian stres, penyelenggara pemilu seperti PPK, PPS, KPPS yaitu Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang kelelahan sehingga menurun kesehatan fisik dan jiwanya, tim sukses dan masyarakat yang terlalu fanatik dengan calonnya sehingga terjadi konflik yang jadi stresor bagi kesehatan jiwa, dll. Tidak jarang terjadi juga konflik dalam keluarga, pertemanan baik di dunia maya maupun dunia nyata. Menjaga kesehatan jiwa agar tetap baik selama proses pemilu adalah hal yang perlu diusahakan bersama.

Stres dan masalah kesehatan jiwa sangat mungkin terjadi pada siapa saja selama Pemilu. Stres bukanlah sesuatu yang terjadi pada kita TETAPI itu adalah respon kita terhadap sesuatu yang terjadi DAN respon tersebut adalah sesuatu yang dapat kita pilih.

Dalam PEMILU seperti saat ini, kita perlu mewaspadai munculnya stres yang dapat terjadi pada paslon, caleg, tim sukses, keluarga, relawan, simpatisan atau masyarakat biasa.

JENIS STRES ;

Jadi stres ada 2 bentuk:

1. positif (disebut juga eustress) membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik,
2. negatif (distress) yang menyebabkan munculnya berbagai masalah psikologis yang menyebabkan terganggunya fungsi dan produktivitas.

Setiap orang akan memberikan respons stres yang berbeda dalam menghadapi stresor yang terjadi dalam hidupnya. Respon stres ini sebenarnya bertujuan menyelamatkan kita, memberikan kita kesiapsiagaan dalam menghadapi suatu tantangan.

Pada saat sedang stres, tubuh mengeluarkan berbagai hormon seperti kortisol dan adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan kuat, meningkatkan aliran darah, mengencangkan otot-otot, dan menyiagakan seluruh panca indera. Ini semua terjadi bertujuan agar kita siap menghadapi ancaman/tantangan yang ada di depan kita. Ini membuat kita kuat berdiri saat presentasi, membuat kita bisa lebih konsentrasi dalam belajar daripada menonton TV, membuat kita berlari lebih kencang dalam sebuah perlombaan. Jadi sebenarnya stres cukup baik juga ya bagi hidup kita?!

Tetapi stres ternyata juga bisa berdampak negatif apabila terjadi dalam porsi yang lebih besar dan waktu yang lebih lama serta kurangnya baiknya manajemen stres yang dimiliki oleh seseorang. Tidak jarang stres yang berdampak negatif ini berujung pada masalah/gangguan kejiwaan.

GEJALA-GEJALA STRES SELAMA PEMILU

Berikut ini adalah gejala-gejala STRES, yaitu :

1. Gejala kognitif :
a. Masalah memori
b. Sulit berkonsentrasi
c. Membuat keputusan yang buruk
d. Hanya melihat dari sudut pandang yang negatif
e. Rasa cemas terhadap berbagai hal yang terus menerus muncul

2. Gejala fisik :
a. Gatal/nyeri di berbagai bagian tubuh
b. Diare / sulit buang air besar
c. Mual dan pusing
d. Nyeri dada dan jantung berdebar
e. Hasrat seksual yang menurun
f. Terasa dingin di ujung jari

3. Gejala emosi :
a. Mood yang labil
b. Mudah emosi/marah/tersinggung
c. Gelisah, tidak bisa tenang
d. Merasa sendirian dan terisolasi
e. Depresi, sedih, perasaan tidak gembira

4. Gejala perilaku :
a. Nafsu makan meningkat / menurun
b. Sulit tidur / terlalu banyak tidur
c. Tidak mau bersosialisasi/bergaul
d. Menunda-nunda pekerjaan dan tanggung jawab
e. Menggunakan alkohol, merokok, narkoba untuk mencoba rileks
f. Perilaku cemas: menggigit kuku, mondar mandir, melirik kiri kanan

Apabila ditemukan gejala-gejala seperti di atas berarti kita perlu segera melakukan manajemen stres agar terhindar dari masalah kesehatan jiwa yang lebih berat.

MANAJEMEN STRES

Manajemen stres adalah cara kita menghadapi dan mengelola stresor yang sedang kita hadapi, yang dapat dilakukan dengan cara :

Strategi 4A

1. Avoid (hindari) : apabila memungkinkan kita hindari sumber stresor yang menyebabkan kita stres. Tidak usah membaca atau mendengarkan berita yang membuat kita stres, berita politik, hoax, dll. Lakukan diet media sosial.

2. Alter (rubah) : apabila kita tidak bisa menghindarinya maka kita bisa coba merubahnya, coba libatkan orang lain dalam menghadapi stresor yang sedang kita hadapi, atur prioritas, delegasikan tugas. Bila rasanya terlalu sering dan terlalu berat stres akibat terlibat dalam pemilu, dikurangilah sedikit sedikit.

3. Adapt (beradaptasi) : Saat stresor tidak bisa dihindari dan dirubah maka kita bisa mengatur respon kita terhadap stresor tersebut ke arah yang lebih positif. Fokus pada hal-hal yang menggembirakan dan menyenangkan dari pekerjaan kita tersebut.

4. Accept (terima) : belajar untuk menerima suatu keadaan dalam hidup kita meski itu rasa menyakitkan dan menyedihkan, tetapi itulah bagian warna warni kehidupan kita. Pelajari hikmah yang kita dapatkan dari kejadian ini. Hidup tidak selalu menang, berhasil, bahagia TETAPI kalah, gagal dan sedih adalah juga bagiannya. Terimalah apabila kita kalah, salah atau tidak mendapatkan hasil yg diharapkan. Satu hari yg buruk bukanlah berarti hidup yang buruk, bangkit dan tatap kembali masa depan.

Sikap Mental Dalam PEMILU

Ada 2 sikap mental yang dapat kita pilih menghadapi tsunami informasi mengenai berita berita tentang pemilu yang akan masuk ke dalam hidup kita.

1. Reaktif
Sikap mental yang ditandai dengan reaksi yang cepat, tegang, agresif terhadap keadaan yang terjadi dan menyebabkan kecemasan, kepanikan.

2. Responsif
Sikap mental yang ditandai dengan sikap tenang, terukur, mencari tahu apa yang harus dilakukan dan memberikan respon yang tepat dan wajar.

Ketika seseorang lebih memilih REAKTIF daripada RESPONSIF, maka kehidupan mentalnya akan terpengaruh dan dapat menyebabkan munculnya gangguan cemas (ansietas), agresif, emosi, marah dan berujung pada konsekuensi yang negatif. Sementara bila sikap responsif yang kita pilih maka kehidupan yang lebih tenang dan terukur akan kita nikmati.

Sikap mental RESPONSIF memiliki tahapan :

1. Breathe : Ambil waktu untuk berpikir apa yg akan dilakukan, yang bermanfaat dan tidak berlebihan
2. Assess : Cek fakta yang valid dari sumber terpercaya, hindari informasi yang salah, berlebihan, yang membuat kecemasan berlebihan.
3. Action : Lakukan tindakan yang sesuai yang dianjurkan, tetap nilai risikonya dan tetap tenang.
4. Reflect : Merefleksikan apa yang sudah dilakukan, menilai situasi terkini dan mempersiapkan respon berikutnya yang akan diambil.

Jaga Kesehatan JIWAMU dalam PEMILU
Boleh saja menjadi pendukung pasangan Capres, Cawapres, dan Caleg
Lakukan sewajarnya, tidak usah berlebihan
Lakukan dengan segenap hati TAPI jangan dengan segenap jiwa
Supaya, kalau jagoanmu kalah Kamu cuma sakit hati dan bukan sakit jiwa

Kesehatan jiwamu jauh lebih penting dari proses dan hasil pemilu.

Salam SEJI-GO
(Sehat Jiwa Bersama Lahargo)

dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS.Jiwa.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :