September 09, 2022
loading

5 Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Posted by    admin

Kasus bunuh diri di dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Pusat data dan teknologi informasi Kemkes RI (2019) menyebutkan, sekitar 800.000 orang meninggal di dunia akibat bunuh diri. Itu artinya, dalam setiap 40 detik ada satu orang yang melakukan aksi bunuh diri di dunia ini. Di indonseia, pada tahun 2019 perkiraan jumlah kematian akibat bunuh diri sekitar 9.000 kasus per tahun, dengan kejadian paling banyak pada usia muda produktif (25-49 tahun) yang mencapai 46%.

Banyak yang beranggapan bahwa perilaku percobaan bunuh diri terjadi pada orang-orang yang mengalami depresi dan sangat sulit dicegah. Namun, Lisa Firestone, seorang psikolog asal Amerika menyebutkan dalam artikelnya bahwa ada lima upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah bunuh diri, diantaranya;

1. Stop Stigma

Hal pertama yang bisa lakukan untuk membantu mencegah bunuh diri adalah dengan membicarakannya. Tidak ada orang dalam keadaan resiko bunuh diri atau berjuang dengan masalah mental harus dibungkam atau dipermalukan. Hal sama bagi orang  yang menghawatirkan teman, kerabat atau anggota keluarganya. Banyak orang takut untuk mengangkat topik bunuh diri dengan alasan takut salah kata, malah mengingatkan kembali ide bunuh diri dalam kepala seseorang. Ini adalah kesalahan besar. Orang perlu berbicara tentang bunuh diri dan membuka pintu komunikasi bagi mereka yang menderita pikiran bunuh diri. Mereka perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian. Ada orang yang siap sedia mendukung mereka disaat-saat tersulit, mendukung kehidupan mereka.

2. Kenali Tanda Peringatan Bunuh Diri

Ada banyak peringatan untuk mengetahui tanda ingin bunuh diri yang perlu kita waspadai. Tanda umum seperti mengasingkan diri atau menganggap diri sebagai beban kehidupan. Tanda peringatan lain diantaranya: pola tidur yang terganggu, cemas, agitasi, putus asa, mudah marah, menarik diri dari teman atau keluarga, pikiran sangat membenci diri sendiri, merasa mereka adalah beban orang lain, kehilangan minat “tidak ada yang penting”, meyerah pada diri sendiri, sering mengungkapkan minta maaf, menitipkan anak atau keluarga lain, ingin pergi jauh, dan banyak lagi ungkapan pikiran, rencana dan tindakan untuk bunuh diri lainnya.

Dengan mengenal tanda peringatan bunuh diri ini, kita bisa lebih waspada, lebih banyak meluangkan waktu untuk tetap berada disampingnya, lebih banyak bertanya dan lebih cepat turun tangan untuk menyelamatkannya.

3. Dekati dan Pahami Kondisi

Ketika kita berfikir ada seseorang yang mungkin ingin bunuh diri, maka kita harus selalu ada disampingnya. Bukannya menjauh pergi karena takut menyaksikan aksinya, namun tetap perhatian dan tunjukan bahwa kita peduli. Ada langkah-langkah yang harus dilakukan ketika kita mendekati mereka yang ingin bunuh diri, diantaranya;

  • Engage : Libatkan mereka yang berisiko bunuh diri dalam setiap aktivitas, berikan perhatian penuh. Awasi setiap perilaku yang dilakukannya.
  • Explore : gali perasaan mereka dari sudut pandangnya dengan mendorong untuk terbuka menceritakan masalah pribadi mereka. Tunjukan bahwa kita ingin memahami perasaan mereka.
  • Identify : indentifikasi apakah mereka sedang berfikir untuk melakukan bunuh diri atau tidak. Langsung ajukan pertanyaan dengan jelas tidak menggunakan ungkapan kiasan.
  • Inquire: bila mereka memang sedang berniat untuk  bunuh diri, kita perlu menyelidiki alasannya dan kenapa sekarang?
  • Assess: kaji secara detail, gunakan pertanyaan tertutup yang hanya bisa di jawab ya atau tidak. Pertanyaan yang diajukan pada kondisi saat ini membahas rencana orang tersebut untuk bunuh diri dan tentang perilaku bunuh diri sebelumnya (bila pernah terjadi).

 

Dalam situasi mengamcam, dimana nyawa seseorang dipertaruhkan, lebih baik melakukan banyak hal dari pada kecolongan. Amankan lingkungan, Jauhkan benda yang memungkinkan digunakan untuk melakukan bunuh diri dan tetap selalu membersamai mereka. Selanjutnya, tawarkan cara pertolongan kepada mereka untuk mengatasi rasa keinginan untuk bunuh dirinya berkurang atau tidak terjadi.

4. Simpan Kontak Darurat

Bagi siapapun yang ingin bunuh diri atau yang khawatir tentang seseorang yang mungkin ingin bunuh diri harus mengetahui kontak informasi yang mungkin akan diperlukan. Salah satu Nomor penting yang perlu disimpan adalah nomor kontak D’PATENS 24 (Dukungan Psikososial Antisipasi melalui Hotline Service 24Jam). Hotline Service ini merupakan Program Inovasi PKJN RSJ Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebagai bentuk turut serta mengendalikan peningkatan angka bunuh diri di Dunia, khususnya Indonesia. Dua nomor khusus pelayanan D’PATENS 24, nomor (081197910000) untuk layanan konsultasi via telpon dan aktif dalam 24jam nonstop, namun bagi yang berkeinginan untuk konsultasi via aplikasi WhatsApp maka bisa langsung chatting ke no (081380073120) yang aktif hanya di jam kerja saja. Konsulen dpatens24 terdiri dari 3 profesi yang terlatih dalam melayani pasien-pasien dengan risiko bunuh diri, diantaranya dokter, perawat juga psikolog. Konsultasi online ini dilakukan secara gratis, tidak ada pendaftaran dan pembayaran.

5. Minta Bantuan Profesional

Bila dengan konsultassi online keinginan untuk bunuh diri masih ada, maka segera untuk mencari bantuan profesional di Rumah Sakit. Kondisi seseorang yang berisiko bunuh diri, melukai diri sendiri sampai tidak dapat melakukan aktivias sehari-hari merupakan salah satu kondisi darurat yang perlu segara pertolongan. Jangan berharap kondisi ini akan membaik dengan sendirinya. Pintu IGD Rumah Sakit selalu buka dalam 24 jam tanpa jeda. Kapanpun bisa langsung datang ke IGD Rumah Sakit bila dalam kondisi gawat dan atau darurat.

 

Perilaku bunuh diri terjadi tidak secara tiba-tiba, pasti ada tanda peringatan sebelumnya. Lima upaya ini bisa jadi sebagai acuan kita untuk lebih mengerti dan memahami mereka yang berisiko bunuh diri. Mari kita sama-sama selamatkan nyawa dari kehilangan yang tidak masuk akal karena bunuh diri.

  • Share to :