April 18, 2023
loading

Makna Halalbihalal dan Silaturahmi bagi Kesehatan Jiwa

Posted by    admin

Lebaran adalah momen indah yang dinanti setelah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan. Hari Raya Idulfitri menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul melakukan halalbihalal dan silaturahmi dengan keluarga, teman, dan relasi.

Acara kumpul bersama, makan bersama, saling maaf-memaafkan ditambah dengan obrolan khas lebaran menjadi momen yang dinanti dan juga membuat deg-degan bagi beberapa orang. Ada pemberian uang saku bagi anak anak tapi ada juga pertanyaan pertanyaan yang bisa membuat hati kecut seperti, "Kapan nikah?", "Gimana dengan si X ?" (menyebut nama mantan), "Sudah punya anak belum?", "Kapan lulus?". Lebaran adalah momen seru mencari ujung selotip toples nastar dan pasrah melihat kaleng Khong Guan berisi rengginang

Halalbihalal memiliki arti yang cukup dalam dan bermakna, yaitu mengurai yang kusut, menyambung yang putus, menghangatkan yang dingin, mencairkan yang beku dan mengendapkan yang keruh sehingga jernih kembali.

Saat halal bihalal dan silaturahmi ada waktu meminta maaf dan memaafkan. Minta maaf tidak menunjukkan bahwa yang satu salah dan yang lain benar.

Meminta maaf menunjukkan bahwa kita berhasil menguasai situasi jadi lebih baik dan menyadari bahwa nilai sebuah relationship lebih berharga dari ego pribadi. Saat memaafkan, kita tidak mengubah masa lalu tapi kita sedang mengubah masa depan menjadi lebih tenang, lebih jernih, lebih teratur dan lebih hangat. Meminta maaf dan memaafkan tidak menghilangkan masa lalu yang pahit tapi belajar menerimanya dengan cara berbeda untuk masa depan yang lebih baik. Di kala kita sibuk bermaaf-maafan, jangan lupa memaafkan diri sendiri, yang kadang salah, yang kadang lelah dan juga yang sesekali kalah oleh ego dan pikiran yang berlebihan.

Maafkan diri karena tak mungkin jadi sempurna, tak penting menyenangkan semua orang. Berikan ruang pada diri untuk bertumbuh dan menjadi lebih baik.

Halalbihalal dan maaf memaafkan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental, antara lain:

  1. Memaafkan memampukan kita mengontrol stres dengan lebih baik. Memendam perasaan marah, kesal, sedih, benci dan agresif dapat membuat tubuh terus menerus mengeluarkan kortisol yaitu hormon stres yang membuat kondisi kesehatan fisik dan jiwa menjadi terganggu.
  2. Memaafkan dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang akan membuat jantung pernafasan dan pencernaan menjadi lebih rileks, santai dan tenang. Sementara marah dan kebencian mengaktifkan sistem saraf simpatis yang bila berkelanjutan dapat membuat jantung berdetak lebih kencang, nafas cepat dan pencernaan terganggu.  Hal ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental.  Tapi dengan memaafkan dapat terjadi keseimbangan antara sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
  3. Memaafkan membuat proses ruminasi (mengingat sesuatu yg negatif berulang ulang) menjadi berkurang. Pikiran dan perasaan negatif yang muncul berulang ulang saat kita belum memaafkan suatu peristiwa dapat menimbulkan trauma yang lebih dalam, berefek toksik dan dapat berujung pada gangguan cemas, depresi dan gangguan jiwa lainnya. Dengan memaafkan proses ruminasi itu akan berhenti dan kesehatan jiwa dapat terjaga lebih baik.

 

Teknik untuk Memaafkan

1. Acceptance (penerimaan)

2. Emotional regulation (regulasi emosi)

3. Shifting perspective (mengubah perspektif)

4. Emphaty and Compassion (empati dan kasih sayang)

5. Responsibility (tanggung jawab)

 

Mari kita sambut Hari Raya Idulfitri dengan Silaturahmi dan Halalbihalal yang memberikan dampak positif juga bagi kesehatan jiwa kita.


Penulis

dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ

Psikiater Pusat Kesehatan Jiwa Nasional

RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :