December 23, 2021
loading

Pemeriksaan Fungsi Kognitif: Apa, Kapan dan Bagaimana Dilakukan?

Posted by    admin

Pemeriksaan Fungsi Kognitif: Apa, Kapan dan Bagaimana Dilakukan?

 

Pernahkan sobat mengalami lupa dimana menyimpan barang, lupa password email, lupa PIN ATM, lupa pada janji temu dengan teman atau keluarga, kesulitan mengingat kata padahal sudah terasa di ujung lidah, mendadak hilang konsentrasi saat belajar atau rapat, atau tidak bisa mengikuti pembicaraan orang lain dan menanyakan pertanyaan berulang-ulang?

Apakah itu berbahaya? Ataukah itu hal yang biasa saja seiring dengan bertambahnya usia?

 

Apakah yang dimaksud dengan fungsi kognitif?

Fungsi kognitif adalah kemampuan mental yang berhubungan dengan kemampuan otak untuk menerima dan mengolah informasi yang disampaikan oleh sistem indra kita. Fungsi kognitif dibagi menjadi 5 domain, yaitu:

  1. Atensi
  2. Memori
  3. Bahasa
  4. Visuospasial
  5. Eksekutif
  6. Kognisi sosial

Keseluruhan domain dari fungsi kognitif tersebut harus berfungsi dengan baik agar seseorang dapat berrfikir, mengingat, memusatkan perhatian, belajar hal baru, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dengan optimal dan dapat menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

 

Kapan Perlu Dilakukan Pemeriksaan Fungsi Kognitif?

 

Secara umum, penuaan adalah faktor risiko utama yang tidak dapat dihindari untuk terjadinya gangguan fungsi kognitif (GFK), sehingga seseorang yang telah memasuki tahapan lanjut usia (65 tahun ke atas) memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami GFK. Namun, GFKjuga dapat terjadi pada kelompok usia yang lebih muda dan berhubungan dengan berbagai faktor risiko antara lain:

  1. Riwayat keluarga dengan GFK dan demensia
  2. Tingkat pendidikan yang rendah
  3. Riwayat cedera atau trauma kepala
  4. Kontak jangka panjang dengan pestisida
  5. Efek samping obat-obatan
  6. Inaktivitas fisik
  7. Penyakit kronis seperti penyakit Parkinson, gangguan fungsi tiroid, penyakit jantung, stroke, hipertensi dan diabetes melitus
  8. Penyakit tumor atau kanker (pada otak, penyebaran ke otak, atau efek samping dari kemoterapi dan radioterapi)
  9. Defisiensi vitamin B1
  10. Depresi.

 

Gejala kepikunan terutama pada orang tua, seringkali dipandang sebagai hal biasa dan merupakan bagian dari proses penuaan tersebut. Penderita dan keluarganya tidak berusaha mencari pertolongan medis pada tahap awal timbulnya gejala dan tanpa disadari fungsi kognitif semakin menurun diiringi dengan penurunan produktivitas, kemandirian dan kualitas hidup penderita.

Pemeriksaan fungsi kognitif sebaiknya dilakukan sedini mungkinagar penyebab dapat diidentifikasi, permasalahan yang mendasari dapat dikendalikan, dan fungsi yang masih baik dapat dipertahankan seoptimal mungkin sehingga mencegah gangguan fungsi yang dapat menyebabkan penderita terganggu produktivitasnya, kehilangan kemandiriannya dan sangat tergantung pada orang lain.Pemeri

Beberapa “red flag” atau tanda bahaya dari GFK yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut antara lain:

1. Kesulitan dalam berkomunikasi

Apabila seseorang tidak lagi bisa berkomunikasi dengan baik, tidak memahami perkataan orang lain, kesulitan mengutarakan pemikirannya atau tidak bisa mengikuti dan mempertahankan suatu percakapan sederhana, kemungkinan besar kepikunannya bukanlah hal yang biasa.

2. Perubahan perilaku sehari-hari dan penurunan produktivitas

Apabila seseorang tidak lagi berminat melakukan hobinya, bermasalah dalam hubungan yang sebelumnya harmonis tanpa sebab yang jelas, lupa nama teman atau sahabat lama, dan kesulitan dalam menyusun rencana dan mengerjakan pekerjaan yang rutin dilakukan, maka sebaiknya segera mencari pertolongan profesional untuk evaluasi dan terapi.

3. Perubahan penampilan

Jika seseorang yang sebelumnya selalu tampak rapi dan bersih, kemudian mulai mengalami perubahan penampilan misalnya baju yang lecek, salah memakai alas kaki (tidak berpasangan), membiarkan rambutnya acak-acakan, atau hanya terlihat rapi pada salah satu sisi tubuh dan mengabaikan sisi yang lain, maka itu merupakan alarm untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

4. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Kondisi ini menandakan bahwa seseorang terganggu pola makannya yang salah satu penyebabnya adalah menurunnya kemampuan mental sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.

 

Bagaimana Pemeriksaan Fungsi Kognitif Dilakukan?

 

Pemeriksaan pada pasien dengan keluhan ke arah GFK dilakukan dengan tujuan untuk:

  1. menentukan ada tidaknya GFK
  2. menentukan level atau berat ringannya GFK
  3. menilai kemampuan fungsional
  4. menilai perilaku dan kondisi psikologis
  5. menentukan diagnosis kerja, penyebab, dan komorbiditas
  6. menetapkan rencana dan target tatalaksana termasuk edukasi untuk kesiapan caregiver apabila diperlukan.

 

Pada fasilitas pelayanan kesehatan rujukan, seperti RSJ dr. Marzoeki Mahdi Bogor, pemeriksaan GFK dilakukan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter (neurolog, psikiater, geriatrik), psikolog, perawat, fisioterapis dan terapis okupasional sesuai dengan kondisi yang dialami oleh pasien.

Pemeriksaan untuk pasien dengan keluhan GFK terdiri dari:

  1. Wawancara untuk mendapatkan informasi seputar keluhan pasien, riwayat penyakit, riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial (pendidikan dan pekerjaan)
  2. Pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan fisik neurologis
  3. Pemeriksaan penapisan fungsi kognitif (MMSE, MoCA-INA, Clock Drawing Test)
  4. Tes Neuropsikologi spesifik sesuai indikasi
  5. Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi (pemeriksaan laboratorium dan radiologis)
  6. Penilaian Fungsi
  7. Penilaian gejala gangguan perilaku dan psikologis

 

 

Spreading Mindful Healthy Life

dr. Putu Lohita Rahmawati, M.Hlth&MedLaw, Sp.N

Neurolog – RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :