November 20, 2021
loading

Mengawal Perkembangan Otak Sejak Dini: Investasi untuk Generasi Emas Indonesia

Posted by    admin

Membangun Indonesia yang tangguh berarti membangun dan mempersiapkan generasi emas yaitu generasi manusia Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, bermoral dan berkarakter sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Kesehatan mental, kapasitas intelektual dan ketangguhan fisik seorang manusia sangat ditentukan oleh kesehatan dan kualitas dari otak dan sistem sarafnya. Meskipun otak manusia tetap dapat berkembang sampai masa dewasa, namun masa perkembangan awal sejak dari konsepsi hingga 7 tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis yang akan menentukan kualitas kehidupan seorang manusia.

Otak mulai bertumbuh pada usia kehamilan 3 minggu saat neural plate mulai terbentuk. Struktur ini kemudian membentuk tabung neural yang pada usia kehamilan 5 minggu  berkembang menjadi forebrain (otak depan), midbrain (otak tengah), hindbrain (otak belakang) dan medula spinalis. Selanjutnya terjadi proses proliferasi, migrasi dan diferensiasi neuron (sel-sel saraf) untuk dapat mengemban fungsi-fungsi spesifik. Pada saat bayi dilahirkan, terdapat 100 juta neuron pada otaknya yang memungkinkan bayi bertahan hidup dengan refleks-refleks primitif dan melakukan fungsi-fungsi dasar sebagai mahluk hidup yaitu bernafas, melihat, makan, dan mendengar.

Selama 2 tahun pertama kehidupan, stimulus atau rangsangan sensorik dari lingkungan yang diberikan kepada bayi akan mendorong pembentukan konektivitas antara neuron-neuron diotak yang disebut sebagai sinaps. Otak bayi membentuk 2 juta sinaps per detik, sehingga pada usia 2 tahun, terdapat 100 triliun sinaps atau 2 kali lebih banyak sinaps daripada otak orang dewasa. Pada tahap perkembangan selanjutnya, sebagian sinaps tersebut akan hilang (pruning) menyisakan sinaps-sinaps penting yang akan mendukung kehidupannya. Selain itu, terjadi pula proses mielinisasi yaitu proses pembentukan selubung mielin pada serabut saraf yang memungkinkan penjalaran impuls saraf menjadi lebih cepat dan optimal. Proses tersebut mendukung berkembangnya berbagai fungsi spesifik dan kompleks yang meliputi perkembangan sosial dan emosional, motorik kasar dan motorik halus, kognitif, dan bahasa secara bertahap sesuai milestones perkembangan anak.

Pada akhir usia 2 tahun sampai usia 7 tahun, seorang anak berada pada masa-masa paling jenius sepanjang hidupnya. Anak sangat siap untuk menyerap dan belajar berbagai pengalaman dari lingkungan secara aktif untuk mengembangkan kemampuannya. Periode ini merupakan tahap kritis kedua dari perkembangan otak karena apa yang dicapai seorang anak pada akhir usia 7 tahun merupakan dasar bagi kapasitas intelektual dan kemampuan belajar holistik pada tahap perkembangan selanjutnya sampai dewasa. Periode usia 2-7 tahun merupakan masa pembentukan karakter, pola berfikir, bakat, dan kemampuan akademis sehingga sangat dianjurkan untuk memperkenalkan anak pada berbagai aktivitas untuk menstimulasi seluruh aspek kecerdasannya seperti seni, musik, membaca, olah raga, matematika, sains, bahasa dan juga aspek kecerdasan emosional seperti moralitas, empati, dan kerja sama. Pendidikan yang diberikan pada periode perkembangan ini berfokus pada keberagaman dan bukan kedalaman materi serta lebih berorientasi pada proses daripada hasil. Sehingga, anak akan menyenangi proses belajar dan memiliki bekal kecerdasan yang lengkap untuk menempuh tahap pendidikan yang lebih terspesialisasi sesuai dengan minat dan bakatnya dimasa depan.

Empat faktor penting yang mempengaruhi perkembangan otak anak harus menjadi  perhatiandalam mengawal proses membangun sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu:

1.      Faktor genetik

Faktor genetik merupakan pewarisan sifat dari orang tua. Kecerdasan, watak, dan penyakit sistem saraf dapat diwariskan secara genetik. Calon orang tua yang mengetahui dirinya menderita atau carier dari penyakit genetik tertentu harus mendapatkan layanan konseling mengenai risiko penyakit tersebut dapat diturunkan kepada sang buah hati. Selain itu, prenatal screening terhadap beberapa penyakit sistem saraf pusat yang diturunkan secara genetik sudah dapat dilakukan dan layanan ini harus tersedia dan dapat diakses oleh masyarakat.

2.      Nutrisi

Nutrisi yang optimal untuk perkembangan otak dan susunan saraf harus terjamin bahkan sejak sebelum seorang ibu mengandung. Seorang wanita pada masa produktif harus dipastikan memiliki status gizi yang optimal saat mulai merencanakan kehamilan. Pada tahap awal perkembangan seorang anak, asupan nutrisi sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangannya harus terjamin.

3.      Stimulasi dan interaksi dengan orang lain dan lingkungan.

Seorang anak dengan otak yang sehat siap untuk belajar sejak dilahirkan. Orang tua, sebagai guru pertama mereka, sangat menentukan perkembangan kemampuan seorang anak untuk dapat menjadi mandiri, sehat, siap belajar dan menjadi sukses di masa depan. Bagaimana otak seorang anak berkembang pada tahap awal kehidupannya sangat dipengaruhi oleh pola asuh, stimulasi dari orang-orang di sekitarnya, serta konektivitasnya dengan lingkungan. Perkembangan otak seorang anak akan optimal apabila ia dibesarkan dilingkungan yang aman, terlindungi dari stres yang kronik dan ekstrim, tidak mengalami penelantaran atau pembiaran, dengan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

4.      Kondisi kesehatan fisik secara umum.

Sejak dari kandungan, perkembangan otak dapat terganggu oleh berbagai risiko seperti infeksi, zat-zat toksin (alkohol, rokok, radikal bebas), dan kondisi kesehatan mental ibu yang buruk (stres, trauma, depresi). Oleh karena itu, seorang wanita yang merencanakan kehamilan, harus menjaga kesehatan fisiknya serta mempersiapkan diri secara mental yang tentu saja harus didukung oleh komitmen suami dan keluarganya. Proses persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah trauma atau stres perinatal yang sangat mempengaruhi perkembangan otak anak. Sejak awal kehidupannya seorang anak harus dilindungi dari penyakit dengan memastikan ia dibesarkan di lingkungan yang sehat, mendapatkan nutrisi yang bersih dan sehat, serta mendapatkan imunisasi yang lengkap.

 Mengawal perkembangan otak generasi muda Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Kesehatan dan pendidikan merupakan investasi terbesar namun tidak ternilai harganya dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia yang mandiri, unggul dan berdaya saing tinggi.

 

Spreading Mindful Healthy Life
dr. Putu Lohita Rahmawati, M.Hlth&MedLaw, Sp.N
Neurolog – RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :